Selasa, 14 Juni 2011

Anatomi Ginjal dan Saluran Kemih

Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum). Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh.

Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk  seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.


Syntopi ginjal

Ginjal kiri Ginjal kanan
Anterior Dinding dorsal gaster Pankreas
Limpa
Vasa lienalis
Usus halus
Fleksura lienalis
Lobus kanan hati Duodenum pars descendens
Fleksura hepatica
Usus halus
Posterior Diafragma, m.psoas major, m. quadratus lumborum, m. transversus abdominis(aponeurosis), n.subcostalis, n.iliohypogastricus, a.subcostalis, aa.lumbales 1-2(3), iga 12 (ginjal kanan) dan iga 11-12 (ginjal kiri).
Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
  • Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis.
  • Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).
  • Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal
  • Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks
  • Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
  • Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix minor.
  • Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.
  • Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.
  • Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix major dan ureter.
  • Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (yaitu glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus) serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal) Berdasarkan letakya nefron dapat dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang terbenam pada medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.
    Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior, anterior-inferior, inferior serta posterior.
    Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus.
    Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
    Syntopi ureter

    Ureter kiri Ureter kanan
    Anterior Kolon sigmoid a/v. colica sinistra
    a/v. testicularis/ovarica
    Duodenum  pars descendens Ileum terminal
    a/v. colica dextra
    a/v.ileocolica
    mesostenium
    Posterior M.psoas major, percabangan a.iliaca communis

    Laki-laki: melintas di bawah lig. umbilikal lateral dan ductus deferens Perempuan: melintas di sepanjang sisi cervix uteri dan bagian atas vagina
    Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.
    Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan inferior.
    Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
    Syntopi vesica urinaria
    Vertex Lig. umbilical medial
    Infero-lateral Os. Pubis, M.obturator internus, M.levator ani
    Superior Kolon sigmoid, ileum (laki-laki), fundus-korpus uteri, excav. vesicouterina (perempuan)
    Infero-posterior Laki-laki: gl.vesiculosa, ampula vas deferens,rektum Perempuan: korpus-cervis uteri, vagina
    Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.
    Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.
    Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.

    Uretra
    Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
    Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars membranosa dan pars spongiosa.
  • Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.
  • Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian lainnya.
  • Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter (somatis).
  • Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.
  • Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae yang bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.

Hubungan Sistem Pencernaan dengan Reproduksi wanita

1. Mulut

Gusi hiperemi, berongga, dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan poliferasi jaringan ikat (gingivitis tidak spesifik). Tidak ada peningkatan sekresi saliva. Namun, wanita mengeluhkan ptialisme (kelebihan saliva) perasaan ini diduga akibat wanita secara tidak sadar jarang menelan saat merasa mual.


2. Gigi

Wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 g kalsium dan fosfor dalam jumlah yang kira-kira sama setyiap hari selama ia hamil. Kebutuhan kalsium dan fosfor ini lebih tinggi sekitar 0.4 g daripada kebutuhan saat ia tidak hamil. Diet yang seimbang memenuhi kebutuhan ini. Namun, defisiensi diet yang berat dapat mengurangi simpanan unsur-unsur ini di dalam tulang, tetapi tidak menarik kalsium dari giginya. Demineralisasi gigi tidak terjadi selama masa hamil. Oleh karena itu, pepatah kuno yang mengatakan “satu gigi untuk setiap anak” tidaklah benar. Hygiene gigi yang burukj selama masa hamil atau pada setiap waktu dangingivitis dapat menimbulkan karies gigi yang dapat menyebabkan gigi hilang.

3. Nafsu Makan

Nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada trimester pertama sering terjadi penurunan nafsu makan akibat mual (nausea) dan / atau muntah (vomitus). Mual dan muntah adalah masalah umum selama awal kehamilan. Banyak wanita yang merasa mual yang menyatakan keletihan. Wanita yang merasa mual sering mengatakan keletihan daripada mereka yang tidak mual, namun wanita yang merasa mual berat mengatakan keletihan yang lebih berat. Gejala ini muncul pada sekitar setengah jumlah kehamilan dan merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah. Pada trimester kedua,nausea dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan meningkat. Peningkatan nafsu makan ini memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan janin.

4. Esofagus, Lambung, dan Usus Halus

Pada sekitar 15% sampai 20% wanita hamil, heniasi bagian atas lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ke tuijuh atau ke delapan kehamilan. Keadaan ini disebabkan pergeseran lambung keatas, yang menyebabkan hiatus diafragma melebar. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita multi para, wanita yang gemuk, atau wanita yang lebih tua. Peningkatan produksiestrogen menyebabkan penurunan sekresi asam hydrochloride. Peningkatan produksi progesterone menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun, sehingga terjdi regergitasiesofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristalsis balik. Akibatnya, wanita “tidak mampu mencerna asam” atau mengalami nyeri ulu hati (pirosis). Sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan selama masa hamil, besi siap di absorpsi di usus halus. Pada umumnya, jika individu kekurangan besi, absorpsi meningkat. Peningkatanprogesterone yang menyebabkan kehilangan tonus otot dan penurunan peristaltis menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga dapat terjadi konstipasi. Selain itu, konstipasi merupakan akibat hiperistalsis (perlambatan usus), pilihan makanan yang tidak lazim, kurang cairan, distensi abdomen akibat kehamilan, dan pergeseran khusus akibat kompresi. Hemoroid (varises vena di rectum dan anus) dapat semakin menonjol keluar atu berdarah saat buang air besar. Kebiasaan buang air tipe khas tinja terbentuk pada awal kehidupan. Variasi akan diperhatikan dan dapat dipersepsikan sebagai proses penyakit. Ileus yang melemah (melambat, pergerakan menurun) setelah melahirkan, kehilangan cairan setelah melahirkan dan rasa tidak nyaman di perineum menyebabkan konstipasi berlanjut.

5. Kandung Empedu dan Hati

Kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot selama masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu biasa terjadi. Gambaran ini, bersama hiperkolesterolemia ringan akibat peningkatan kadarprogesterone , dapat menyebabkan pembentukan batu empedu selama masa hamil. Fungsi hati sulit di nilai selama masa hamil, hanya sedikit perubahan fungsi hati yang terjadi selama masa hamil. Gejala-gejala yang mengganggu ini mereda segera setelah wanita melahirkan.

6. Rasa Tidak Nyaman di Abdomen

Perubahan pada abdomen yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman meliputi panggul berat atau tertekan, flatulen (pembentukan gas berlebihan dalam lambung), distensi dan kram usus, serta kontraksi uterus. Selain pergeseran usus, tekanan akibat pembesaran uterus meningkatkan tekanan vena di dalam panggul. Walupun kebanyakan rasa tidak nyaman diabdomen yang merupakan konsekuensi perubahan maternal yang normal, petugas kesehatan harus secara konstan waspada terhadap kemungkinan gangguan, seperti obstruksi usus atau proses peradangan.
Apendistis mungkin sulit didiagnosa. Apendiks bergeser ke atas dank e arah lateral, ke tempat yang tinggi dank ke kanan.

Gangguan Sistem Pencernaan

Gangguan Sistem Pencernaan
• Apendikitis Þ Radang usus buntu.
• Diare Þ Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
• Kontipasi (Sembelit) Þ Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
• Maldigesti Þ Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
• Parotitis Þ Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
• Tukak Lambung/Maag Þ "Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori
• Xerostomia Þ Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.